irwantoshut.com
 


 
 
 

 



EKOLOGI PULAU MARSEGU

Irwanto, 2014


 

Pulau Marsegu merupakan pulau karang dengan luas 240,20 Ha terletak di Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku. Pulau ini termasuk Kawasan Hutan Lindung dan wilayah lautnya merupakan Taman Wisata Alam Laut dengan Luas 11.000 Ha. Selain mempunyai pantai pasir putih dengan panjang 1720 m dan terumbu karang yang indah, hal yang menarik dari pulau ini adalah vegetasi yang tumbuh dapat dikelompokkan dalam beberapa komunitas, seperti hutan mangrove, hutan pantai, hutan sekunder berkarang dan padang Alang‐alang (Imperata cylindrica).

Beragamnya komunitas yang tumbuh di pulau ini menjadi hal yang unik untuk dipelajari secara ekologi. Perubahan dan perkembangan vegetasi dapat dijadikan bahan kajian secara ilmiah untuk mempelajari masalah suksesi hutan, baik itu hutan mangrove maupun hutan sekunder berkarang serta padang Alang‐alang.

Buku dengan Judul “Pulau Marsegu, Studi Ekologi : Pengelolaan Pulau Kecil Seram Bagian Barat Provinsi Maluku” merupakan hasil penelitian dan kajian potensi, pengelolaan serta usaha pengembangan pulau Marsegu sebagai daerah konservasi dan tujuan wisata alam.

 

  1. Pulau Marsegu mempunyai luas 240,20 ha dengan pola komunitas yang terbentuk di dalamnya adalah Hutan Mangrove (115,07 ha atau 47,91 %), Hutan Pantai (11,93 ha atau 4,97 %), Hutan Sekunder Berkarang (96,89 ha atau 40,34 %) dan Lahan Imperata cylindrica (16,31 ha atau 6,79 %). Namun pola komunitas ini terus berubah luasannya seiring dengan berlangsungnya proses suksesi.
  2. Struktur dan komposisi Hutan Lindung Pulau Marsegu sepuluh jenis yang mendominasi dari berbagai tingkatan adalah :
    • Tingkat Pohon adalah Bruguiera gymnorrhiza Lamk, Ceriops tagal C B Rob., Rhizophora apiculata Blume, Pongamia pinnata Merr, Diospyros pilosanthera Blanco, Brachychiton discolor  F v Mueller, Cocos nucifera L, Rhizophora mucronata Lamk, Bruguiera sexangula Poir,dan Cordia subcordata Lamk.
    • Tingkat Tiang adalah Rhizophora mucronata Lamk (INP=28.27), Bruguiera gymnorrhiza Lamk, Rhizophora apiculata Blume, Pongamia pinnata Merr, Ceriops tagal CB Rob, Diospyros pilosanthera Blanco, Brachychiton discolor F v Mueller, Cocos nucifera L,  Bruguiera sexangula Poir, dan Cordia subcordata Lamk.
    • Tingkat sapihan adalah Rhizophora mucronata Lamk, Bruguiera gymnorrhiza Lamk, Pongamia pinnata Merr, Rhizophora apiculata Blume, Diospyros pilosanthera Blanco, Macaranga tanarius Mull Arg, Bruguiera sexangula Poir, Ceriops tagal  CB Rob, Ochrosia glomerata Val dan Vitex cofassus Reinw.
    • Tingkat anakan adalah Rhizophora mucronata Lamk, Bruguiera gymnorrhiza Lamk, Pongamia pinnata Merr, Rhizophora apiculata Blume, Macaranga tanarius Mull Arg, Ceriops tagal CB Rob, Diospyros pilosanthera Blanco, Vitex cofassus Reinw, Bruguiera sexangula, dan Cordia subcordata Lamk.
  • Hutan mangrove pulau Marsegu dari tipe penggenangan dapat dibagi menjadi 3 zonasi; yaitu zona terdepan (Proksimal), zona pertengahan (Midle) dan zona belakang/terdalam (Distal).
    • Zona Proksimal atau bagian terdepan mangrove dikuasai oleh spesies Rhizophora mucronata Poir, agak kedalam sekitar 20 - 30 meter Rhizophora mucronata Poir sudah bercampur dengan beberapa jenis mangrove lain tetapi masih dalam jumlah relatif kecil.
    • Zona Midle atau bagian tengah daerah mangrove didominasi berturut-turut oleh jenis Bruguiera gymnorrhiza Lamk, Ceriops tagal CB Rob, Bruguiera sexangula Poir, Rhizophora apiculata Blume dan Rhizophora mucronata Poir.
    • Zona Distal atau bagian terdalam (dalam) didominasi oleh jenis Bruguiera gymnorrhiza Lamk, Ceriops tagal C B Rob, Rhizophora apiculata Blume, Xylocarpus moluccensis Roem dan Bruguiera sexangula Poir dengan diameter pohon yang lebih besar.
  1. Satwa khas yang menjadi perhatian di pulau ini adalah Kelelawar Seram (Pteropus ocularis), Burung Gosong (Megapodius reinwardtii) dan Ketam Kelapa (Birgus Latro). Perlu usaha konservasi untuk satwa-satwa tersebut agar populasinya tidak menurun dan menjadi punah di Pulau Marsegu.
  2. Potensi dan obyek daya tarik wisata di Pulau Marsegu sangat beragam sehingga bila dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata dapat memberikan income bagi pemerintah dan masyarakat.
  3. Walaupun luasannya hanya 240,20 ha namun pulau Marsegu memiliki beragam komunitas yang di dalamnya terdapat berbagai jenis flora dan fauna serta dapat dijadikan daerah penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya studi mengenai ekologi.

Burung Gosong/Maleo (Megapodius renwardtii )
di Pulau Marsegu

 

Proses pengumpanan dan penangkapan Ketam Kelapa
(Birgus latro) (Tuhumury, 2012)

Download Buku >>>
Pulau Marsegu, Studi Ekologi : Pengelolaan Pulau Kecil Seram Bagian Barat Provinsi Maluku

DOWNLOAD BUKU PULAU MARSEGU LEWAT FACEBOOK >>>

HOME
PENELITIAN
PAPER / ARTIKEL
KULIAH KEHUTANAN
PERJALANAN
DIARY
GALERI PHOTO
INFO SEPUTAR HUTAN
PROSIDING NFP
KESEHATAN TUBUH
KOTA AMBON
UNIVERSITAS PATTIMURA
TIPS MAHASISWA
BIODATA IRWANTO
PHOTO PRIBADI
FACEBOOK IRWANTO