irwantoshut.com
 
 


 
 
 



FAUNA INDONESIA
Satwa Langka yang Perlu Dilindungi

Hutan Indonesia dikenal kaya akan berbagai jenis Flora dan Fauna. Semua itu ada karena letak Indonesia di daerah Tropis terdiri dari ribuan pulau, mempunyai keanekaragaman hayati yang tinggi. Fauna Indonesia sangat beranekaragam dan tersebar di seluruh wilayah Kepulauan Indonesia dari Bagian Barat, Pertengahan (Peralihan) sampai Bagian Timur sesuai dengan habitat dan kondisi alamnya masing-masing.

Gajah Sumatera Fauna Indonesia

Berbagai jenis satwa hidup pada habitatnya, namun kian hari semakin terancam keberadaannya akibat "Kerusakan hutan" dan alih fungsi lahan. Satwa-satwa ini perlu dilindungi, apalagi satwa tersebut merupakan "Satwa Endemik" yang hanya terdapat di Indonesia. Berikut ini adalah beberapa jenis Fauna Indonesia yang dilindungi, mereka hidup di alam bebas, beberapa diantaranya merupakan Binatang Buas.

GAJAH SUMATERA

Gajah Sumatera adalah subspesies dari gajah Asia yang hanya terdapat di pulau Sumatera. Gajah Sumatera berpostur lebih kecil daripada subspesies gajah India. Populasinya semakin menurun dan menjadi spesies yang sangat terancam. Sekitar 2000 – 2700 ekor gajah Sumatera yang tersisa di alam liar berdasarkan survei tahun 2000. Sebanyak 65% populasi gajah Sumatera lenyap akibat dibunuh manusia dan 30% kemungkinan diracuni manusia. Sekitar 83% habitat gajah Sumatera telah menjadi wilayah perkebunan akibat perambahan yang agresif untuk perkebunan.

Gajah Sumatera Fauna Indonesia

Gajah sumatera yang termasuk Fauna Indonesia bagian Barat adalah mamalia terbesar di Indonesia, beratnya mencapai 6 ton dan tumbuh setinggi 3,5 m pada bahu. Periode kehamilan untuk bayi gajah adalah 22 bulan dengan umur rata-rata sampai 70 tahun. Herbivora raksasa ini sangat cerdas dan memiliki otak yang lebih besar dibandingkan dengan mamalia darat lain. Telinga yang cukup besar membantu gajah mendengar dengan baik dan membantu mengurangi panas tubuh seperti darah panas dingin ketika mengalir di bawah permukaan telinga. Belalainya digunakan untuk mendapatkan makanan dan air, dan memiliki tambahan dpt memegang (menggenggam) di ujungnya yang digunakan seperti jari untuk meraup.

Gajah Bermain Bola

Pada Taman Nasional Way Kambas di Lampung, bisa dilihat aksi gajah-gajah seperti menari, tarik tambang, dan berenang serta bermain bola.

HARIMAU JAWA

Harimau ini dinyatakan punah di sekitar tahun 1980-an, akibat perburuan dan perkembangan lahan pertanian yang mengurangi habitat binatang ini secara drastis. Ada kemungkinan kepunahan ini terjadi di sekitar tahun 1950-an ketika diperkirakan hanya tinggal 25 ekor jenis harimau ini. Terakhir kali ada sinyalemen dari harimau Sunda ialah pada tahun 1972. Pada tahun 1979, ada tanda-tanda bahwa tinggal 3 ekor harimau hidup di pulau Jawa. Kemungkinan kecil binatang ini belum punah. Pada tahun 1990-an ada beberapa laporan tentang keberadaan hewan ini, walaupun hal ini tidak bisa diverfikasi.

harimau jawa

 

harimau jawa

 

harimau jawa

Peruburan Harimau Jawa Jaman Penjajahan Belanda
Sumber Gambar : http://www.lensaindonesia.com

 

Harimau Jawa

Sumber: http://javantigercenter.wordpress.com

Di kawasan hutan lindung Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur saat ini dikabarkan masih tersisa populasi Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica).

Sejumlah warga yang tinggal di kawasan pesisir selatan, mengaku beberapa kali menemukan jejak binatang yang dinyatakan punah sejak tahun 1980-an itu.

BADAK JAWA

Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) termasuk dalam Fauna Indonesia Bagian Barat terdapat pada Taman Nasional Ujung Kulon di Jawa Barat, serta merupakan habitat yang ideal bagi kelangsungan hidup satwa langka badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dan satwa langka lainnya.

Badak Jawa Fauna Indonesia

Jumlah badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon sekitar 55, dan sedang diupayakan membantu percepatan populasi hewan langka. Dari total badak jawa, termasuk 11 anakan yang baru berusia satu-dua tahun.

 

BEKANTAN

Bekantan atau Kera Hidung Panjang (Nasalis larvatus) sedang dalam bahasa inggris disebut Long-Nosed Monkey atau Proboscis Monkey, merupakan satwa endemik Pulau Kalimantan (Indonesia, Brunei, dan Malaysia), dengan populasi tertekan. Pembangunan pertanian, pemukiman dan pembangunan di bidang kehutanan di Kalimantan terutama di kawasan konservasi begitu pesat. Pengangkutan transportasi melalui sungai akan mempercepat penyebaran penduduk. Penyebaran penduduk ini akan berdampak pada peningkatan pengusahaan hutan untuk areal pertanian dan pemukiman sedangkan peningkatan frekuensi lalulintas sungai ini sendiri ternyata dapat menurunkan populasi dan komposisi kelompok bekantan yang berhabitat di hutan tepi sungai.

Nasalis lavartus Fauna Indonesia

Kerusakan hutan di tepi sungai yang menjadi habitat bekantan dapat mengurangi pohon yang potensial untuk bermalam (tidur) dan sumber pakan bekantan. Kondisi demikian dapat menurunkan jumlah individu bekantan akibat predator dan peningkatan infeksi oleh parasit juga menurunkan laju reproduksi akibat stres lingkungan secara langsung dapat menurunkan populasi melalui gangguan reproduksi. Bekantan sangat sensitif terhadap kerusakan habitat sehingga besar atau kecilnya populasi bekantan dalam suatu habitat dapat dijadikan indikasi terhadap tingkat kerusakan hutan bakau dan hutan tepi sungai.

ORANG UTAN

Orang utan (atau orangutan, nama lainnya adalah mawas) adalah sejenis kera besar dengan lengan panjang dan berbulu kemerahan atau cokelat, yang hidup di hutan tropika Indonesia dan Malaysia, khususnya di Pulau Kalimantan dan Sumatera.

Istilah "orang utan" diambil dari kata dalam bahasa melayu, yaitu 'orang' yang berarti manusia dan 'utan' yang berarti hutan. Orang utan mencakup dua sub-spesies, yaitu orang utan sumatera (Pongo abelii) dan orang utan kalimantan (borneo) (Pongo pygmaeus). Yang unik adalah orang utan memiliki kekerabatan dekat dengan manusia pada tingkat kingdom animalia, dimana orang utan memiliki tingkat kesamaan DNA sebesar 96.4%.

orang utan kalimantan Indonesia

Orangutan merupakan satwa yang dilindungi berdasarkan Undang-undang No. 5 tahun 1990  tentang Konservasi Sumber Daya alam dan Ekosistimnya dan PP No.7 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa Liar.  Pelanggaran terhadap UU No.5 tahun 1990, misalnya memiliki satwa dilindungi, melukai, memperdagangkan dan membunuh dan seterusnya, pelakunya dapat dikenakan sanksi hukuman kurungan penjara maksimal 5 tahun dan denda maksimum seratus juta rupiah.

 

KOMODO

Komodo, atau yang selengkapnya disebut biawak komodo (Varanus komodoensis), adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat ora. Komodo adalah reptil yang langka dan hanya terdapat di Indonesia, lebih spesifiknya ada di Pulau Komodo. Reptil ini bisa tumbuh rata-rata sampai berukuran dua sampai dengan tiga meter. Komodo bisa memiliki berat rata-rata hingga tujuh puluh kilogram.

Komodo merupakan kadal raksasa di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 m. Ukurannya yang besar ini berhubungan dengan gejala gigantisme pulau, yakni kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu yang hidup di pulau kecil terkait dengan tidak adanya mamalia karnivora di pulau tempat hidup komodo, dan laju metabolisme komodo yang kecil. Karena besar tubuhnya, kadal ini menduduki posisi predator puncak yang mendominasi ekosistem tempatnya hidup.

komodo Fauna Indonesia

Komodo berkembang biak dengan cara menetaskan telurnya di tanah-tanah yang tersebar di kepulauan Komodo. Komodo menunggu telurnya menetas antara delapan sampai sembilan bulan. Komodo kawin antara bulan Juli sampai Agustus, dan delapan bulan kemudian atau bulan April tahun berikutnya kita akan melihat anak-anak Komodo lahir.

Komodo ditemukan oleh peneliti asing tahun 1910. Tubuhnya yang besar dan reputasinya yang mengerikan membuat mereka populer di kebun binatang. Habitat komodo di alam bebas telah menyusut akibat aktivitas manusia dan karenanya IUCN memasukkan komodo sebagai spesies yang rentan terhadap kepunahan. Biawak besar ini kini dilindungi di bawah peraturan pemerintah Indonesia dan sebuah taman nasional, yaitu Taman Nasional Komodo, didirikan untuk melindungi mereka.

ANOA

Anoa merupakan Fauna Indonesia bagian Tengah atau Peralihan adalah hewan khas Sulawesi. Ada dua spesies anoa yaitu: Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi) dan Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis). Keduanya tinggal dalam hutan yang tidak dijamah manusia. Penampilan mereka mirip dengan kerbau dan memiliki berat 150-300 kg. Anak anoa akan dilahirkan sekali setahun.

Kedua spesies tersebut dapat ditemukan di Sulawesi, Indonesia. Sejak tahun 1960-an berada dalam status terancam punah. Diperkirakan saat ini terdapat kurang dari 5000 ekor yang masih bertahan hidup. Anoa sering diburu untuk diambil kulitnya, tanduknya dan dagingnya.

Anoa Fauna Indonesia

Sejak tahun 1986 oleh IUCN Redlist dikategorikan dalam binatang dengan status konservasi “Terancam Punah” (Endangered; EN) atau tiga tingkat di bawah status “Punah”. Secara umum, anoa mempunyai warna kulit mirip kerbau, namun lebih pendek dan lebih kecil, sedangkan tanduknya lurus ke belakang serta meruncing dan agak memipih.

Hidupnya berpindah-pindah tempat dan apabila menjumpai musuhnya anoa akan mempertahankan diri dengan mencebur ke rawa-rawa atau apabila terpaksa akan melawan dengan menggunakan tanduknya. Makanan Anoa berupa buah-buahan, tuna daun, rumput, pakis, dan lumut.

Anoa bersifat soliter, walaupun pernah ditemui dalam kelompok. Seperti umumnya sapi liar, Anoa dikenal agresif dan perilakunya sulit diramalkan. Karena hanya makan tunas pohon dan buah-buahan yang tidak banyak mengandung natrium, maka Anoa harus melengkapi makanannya dengan mencari natrium ditempat bergaram.

 

KAKATUA RAJA

Kakatua Raja / Kakatua Seram / Kakatua Maluku atau dalam nama ilmiahnya Cacatua moluccensis adalah burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 52 cm, dari genus Cacatua. Burung ini mempunyai bulu putih bercampur warna merah-jambu. Di kepalanya terdapat jambul besar berwarna merah-jambu yang dapat ditegakkan. Bulu-bulu terbang dan ekornya berwarna jingga kekuningan. Burung betina serupa, dan biasanya berukuran lebih besar dari burung jantan.

Endemik Indonesia Bagian Timur, Spesies ini hanya terdapat di hutan primer dan sekunder Pulau Seram, Ambon, Pulau Haruku dan Saparua. Sejumlah populasi kakatua Maluku dilindungi di Taman Nasional Manusela, yang merupakan salah satu tempat terakhir untuk menemukan burung ini di habitat liar. Pakan kakatua Maluku terdiri dari biji-bijian, kacang dan aneka buah-buahan.

cacatua molucensis Fauna Indonesia

 

Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan dan penangkapan liar yang terus berlanjut untuk perdagangan, serta daerah burung ini ditemukan sangat terbatas, Kakatua Maluku dievaluasikan sebagai Rentan di dalam IUCN Red List. Spesies ini didaftarkan dalam CITES Appendix I dan II sejak tahun 1989.

BURUNG CENDRAWASIH

Burung Cendrawasih menerima julukan sebagai Burung Surga (Bird of Paradise). Burung-burung cendrawasih merupakan anggota famili Paradisaeidae dari ordo Passeriformes dan ditemukan di Indonesia timur, pulau-pulau selat Torres, Papua Nugini, dan Australia timur.

Burung anggota keluarga ini dikenal karena bulu burung jantan yang indah pada banyak jenisnya, terutama bulu yang sangat memanjang dan rumit yang tumbuh dari paruh, sayap atau kepalanya. Ukuran burung cendrawasih mulai dari Cendrawasih raja pada 50 gram dan 15 cm hingga Cendrawasih paruh-sabit Hitam pada 110 cm dan Cendrawasih manukod jambul-bergulung pada 430 gram.

Burung Cendrawasih Fauna Indonesia

Burung cendrawasih yang paling terkenal adalah anggota genus Paradisaea, termasuk spesies tipenya, cendrawasih kuning-besar, Paradisaea apoda. Jenis ini dideskripsikan dari spesimen yang dibawa ke Eropa dari ekpedisi dagang.

Spesimen ini disiapkan oleh pedagang pribumi dengan membuang sayap dan kakinya agar dapat dijadikan hiasan. Hal ini tidak diketahui oleh para penjelajah dan menimbulkan kepercayaan bahwa burung ini tidak pernah mendarat namun tetap berada di udara karena bulu-bulunya. Inilah asal mula nama bird of paradise ('burung surga' oleh orang Inggris) dan nama jenis apoda - yang berarti 'tak berkaki'. Burung yang hanya terdapat di Indonesia bagian timur, Papua Nugini, dan Australia timur ini terdiri atas 14 genus dan dan sekitar 43 spesies. 30-an spesies diantaranya bisa ditemukan di Indonesia. Selanjutnya >>> Flora Langka Indonesia.

Artikel Terkait :

 



HOME
PENELITIAN
PAPER / ARTIKEL
KULIAH KEHUTANAN
PERJALANAN
DIARY
GALERI PHOTO
INFO SEPUTAR HUTAN
PROSIDING NFP
KESEHATAN TUBUH
KOTA AMBON
UNIVERSITAS PATTIMURA
TIPS MAHASISWA
BIODATA IRWANTO
PHOTO PRIBADI
FACEBOOK IRWANTO